Golonganpemuda yang pertama kali mendengar berita kekalahan Jepang dengan from BAHASA 005 at SMA Negeri 4 Bekasi. Study Resources. Main Menu; by School; by Literature Title; Golongan pemuda yang pertama kali mendengar berita. School SMA Negeri 4 Bekasi; Course Title BAHASA 005; Uploaded By DeanRizal. MenjelangKemerdekaan. PM Koiso menjanjikan Indonesia mendapatkan kemerdekaannya agar Indonesia bersedia membantu Jepang dalam Perang Dunia II dengan memberikan tenaga orang-orang Indonesia. Kemudian Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 1 Maret 1945. ReaksiPara pemuda setelah mendengar berita kekalahan Jepang adalah segera? Mendesak Soekarno dan HAtta memproklamasikan kemerdekaan; Mengamankan Soekarno – Hatta ke Rengasdengklok; Merebut persenjataan dari tentara Jepang; Melakukan persiapan perubutan kekuasaan dari Jepang; Semua jawaban benar Dilansirdari Encyclopedia Britannica, reaksi pemuda setelah mendengar berita kekalahan jepang adalah mendesak soekarno dan hatta memproklamasikan kemerdekaan. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu BPUPKI dibubarkan diganti dengan dibentuknya? beserta jawaban penjelasan dan Apakahkamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Reaksi Pemuda setelah mendengar berita kekalahan jepang adalah? Berikut pilihan jawabannya: Merebut persenjataan tentara Jepang; Melakukan persiapan perebutan kekuasaan dari Jepang; Mengamankan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok; Mendesak Soekarno dan Hatta memproklamasikan Reaksigolongan pemuda setelah mendengar berita bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu adalah mendesak segera dilakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia . Pembahasan Setelah serangkaian kekalahan Jepang dalam pertempuran Perang Dunia II yang diikuti oleh pemboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945, Menindaklanjutiberita tersebut, para pejuang yang didominasi golongan muda segera mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945. Namun, Soekarno dan Hatta menolak rencana tersebut dan tetap bersikukuh pada 24 September 1945 yang ditetapkan oleh PPKI yang dibentuk oleh Jepang. Kelompok pemuda kecewa, karena sidj3y6. Mei 27, 2020 Soal USBN Sejarah Pada akhir tahun 1944, keadaan Jepang dalam Perang Pasifik sangat terdesak. Jepang sangat membutuhkan bantuan rakyat Indonesia guna menahan serangan. Dalam keadaan terjepit Jepang memberikan kemerdekaan Birma dan Philipina yang merupakan front terdepan. Sedangkan kepada bangsa Indonesia diberikan janji kemerdekaan. Posisi Jepang semakin terjepit dan tersiar berita tentang kekalahan Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Situasi yang demikian ini dimanfaatkan oleh para tokoh pejuang untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan, usaha yang dilakukan para tokoh nasionalis adalah …. A. menentukan siapa yang duduk dalam birokrasi pemerintahan B. menentukan waktu yang tepat untuk mengumumkan proklamasi C. memilih tokoh yang akan menjadi presiden dan wakil presiden D. menyusun tatanan dalam birokrasi pemerintahan Indonesia E. mempersiapkan lambang negara Republik Indonesia Pembahasan Sutan Syahrir Berita kekalahan Jepang atas Sekutu didengar pula oleh tokoh perjuangan Indonesia, salah satunya Sutan Syahrir. Mendengar berita kekalahan Jepang atas Sekutu tersebut, terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dengan dolongan tua mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan proklamasi. Chaerul Saleh Golongan muda yang dipimpin Chaerul Saleh kemudian mengadakan rapat di Gegung Mikrobiologi membahas mengenai rencana mendesak Soekarno – Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya. Akan tetapi permintaan tersebut ditolak oleh Seokarno. Soekarno menganggap para pemuda terlalu tergesa gesa. Oleh sebab itu, kemudian para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. Proklamasi Setelah terjadi kesepatakan, akhirnya tanggal 17 Agustus 1945, Seokarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kunci jawaban Situasi yang demikian ini dimanfaatkan oleh para tokoh pejuang untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan, usaha yang dilakukan para tokoh nasionalis adalah …. B. menentukan waktu yang tepat untuk mengumumkan proklamasi About The Author doni setyawan Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih - Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa bersejarah yang akan selalu dikenang karena menjadi momen Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kemedekaan Indonesia dapat diraih setelah rakyat Indonesia beserta para tokoh memperjuangkannya dengan berbagai cara. Salah satu tokoh berpengaruh yang membuat proklamasi kemerdekaan dapat terlaksana adalah Sutan apa saja peran Sutan Sjahrir dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia? Baca juga Tokoh-tokoh Proklamasi Kemerdekaan dan Perannya Mengetahui kabar kekalahan Jepang Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada yang pertama kali mendengar atau mengetahui berita kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II ialah Sutan Sjahrir. Berita kekalahan Jepang ini awalnya berusaha ditutupi, tetapi berhasil terdengar oleh Sutan Sjahrir, melalui siaran radio yang saat itu dilarang. Selama Perang Dunia II, Sutan Sjahrir terus mengikuti perkembangannya dengan cara sembunyi-sembunyi mendengarkan berita dari stasiun radio luar negeri. Begitu mengetahuinya, Sutan Sjahrir segera menghubungi Chairil Anwar dan menyebarluaskan berita tersebut kepada para pemuda pro-kemerdekaan. Sutan Sjahrir juga langsung menginfokan kabar tersebut kepada Mohammad Hatta. Akan tetapi, reaksi yang ia dapatkan tidak seperti yang diharapkan. Daftar isi1 Apa yang dilakukan pemuda setelah kekalahan Jepang?2 Langkah yang dilakukan Syahrir setelah mendengar kekalahan Jepang adalah?3 Apakah sikap yang diambil oleh para pemuda Indonesia setelah mendengar berita kekalahan Jepang adalah?4 Golongan muda merupakan pihak yang pertama kali mendengar berita kekalahan Jepang bagaimana?5 Bagaimana tindakan Sutan Syahrir setelah mengetahui berita bahwa pasukan Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu dari siaran radio?6 Apakah keinginan golongan muda setelah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu? Sehingga, yang dilakukan pemuda setelah mendengar berita kekalahan jepang adalah mendesak Sukarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia untuk menghindari “vacuum of power”atau kekosongan kekuasaan. Langkah yang dilakukan Syahrir setelah mendengar kekalahan Jepang adalah? Jawaban Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita kekalahan Jepang dari siaran radio luar negeri yang pada waktu itu dilarang. Akhirnya, Syahrir menghubungi Chairil Anwar dan segera meneruskan berita tersebut kepada para pemuda yang pro kemerdekaan. Apakah sikap yang diambil oleh para pemuda Indonesia setelah mendengar berita kekalahan Jepang adalah? Para tokoh pemuda seperti Sutan Syahrir, yang mendengar berita ini mengambil kesimpulan bahwa Indonesia harus memproklamasikan kemerdekaanya segera. Apa yang dilakukan bangsa Indonesia setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu? Jawaban Saat Indonesia mengetahui penyerahan Jepang pada saat kota Hiroshima dan Nagasaki di bom atom. Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan nya dengan tujuan untuk menghindari kedatangannya Belanda saat mengetahui Jepang menyerah.. Apa yang dilakukan pemuda setelah mendengar berita proklamasi? yang sudah dilakukan pemuda sesudah dengar informasi kekalahan jepang ialah menekan Sukarno dan Hatta untuk selekasnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia untuk menghindar “vacuum of power”atau kekosongan kekuasaan. Golongan muda merupakan pihak yang pertama kali mendengar berita kekalahan Jepang bagaimana? Reaksi Golongan Muda setelah mendengar kekalahan Jepang adalah = langsung bersemangat untuk segera menproklamasikan kemerdekaan indonesia karena mereka tahu bahwa itu adalah kesempatan terbaik untuk Indonesia merdeka. Bagaimana tindakan Sutan Syahrir setelah mengetahui berita bahwa pasukan Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu dari siaran radio? setelah mendengar berita kekalahan Jepang dari pemancar radio, sutan syahrir segera memberitahukan kepada golongan-golongan muda seperti chairul shaleh, sukarni dan golongan muda lainnya untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Apakah keinginan golongan muda setelah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu? Jawaban Mendesak Soekarno untuk segera mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Penjelasan Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, peristiwa tersebut sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II. Bagaimana reaksi golongan tua dan golongan muda pada saat mendengar berita Jepang menyerah? Reaksi golongan muda dan golongan tua mendengar berita kekalahan Jepang kepada Sekutu sangat berbeda. Golongan muda ingin mempercepat proses proklamasi kemerdekaan Indonesia, sedangkan golongan tua tetap memegang janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1954. Mengapa kekalahan pihak Jepang terhadap Sekutu tidak banyak diketahui oleh bangsa Indonesia? Jepang menyembunyikan berita kekalahhannya dari bangsa Indonesia adalah karena Jepang khawatir apabila peristiwa pelucutan senjata yang mereka alami dari Amerika dan sekutunya akan terjadi juga di Indonesia. Jepang masih berharap untuk menguasai Indonesia sebagai tanah jajahannya. - Bom atom yang dijatuhkan pasukan Sekutu di Kota Hiroshima dan Nagasaki mampu melumpuhkan pemerintahan Jepang. Dampaknya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Kekalahan Jepang pada Sekutu diumumkan langsung oleh Kaisar Jepang Hirohito yang tampil di radio buku Kaigun, Angkatan Laut Jepang, Penentu Krisis Proklamasi 2007 karya Surhartono W. Pranoto, suara Kaisar Jepang disiarkan siang hari pada 15 Agustus 1945. Ini memberi bukti adanya himpitan dan kesulitan oleh kegaduhan karena perubahan baru, tapi apa yang dikatakan kaisar dapat dimengerti. Berita kekalahan Jepang sampai ke telinga para pemuda Indoesia meski sempat dirahasiakan oleh pasukan juga Mengapa Jepang Membebaskan Soekarno dari Penjara? Mereka pun Mendesak segera di proklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Kemudian para pemuda menggelar pertemuan agar kemerdekaan Indonesia segera di proklamasikan. Dampak Hiroshima dan Nagasaki di bom Menyerahnya Jepang tanpa syarat tidak lepas dari hancurnya Kota Hiroshima dan Nagasaki setelah dijatuhi bom atom oleh Sekutu. Hiroshima dijatuhi bom atom pada 6 Agustus 1945, sedangkan Nagasaki 9 Agustus 1945. Kondisi tersebut menghancurkan bangunan dan menewaskan puluhan jiwa rakyat Jepang. Kabar kekalahan Jepang dan penyerahan kekuasaan Jepang kepada Sekutu telah beredar luas di berbagai radio di Indonesia, khususnya di Jakarta. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, Soebardjo serta tokoh-tokoh yang semula tidak percaya mengenai berita kekalahan Jepang mendengarkan sendiri melalui siaran radio. Di tempat terpisah, para pemuda dan mahasiswa melakukan pertemuan guna membahas persoalan langkah-langkah yang dipersiapkan untuk merespon berita kekalahan Jepang dari Sekutu. Para pemuda dan mahasiswa ini juga sempat mendengarkan kabar dan laporan dari Sutan Syahrir yang mengunjungi Hatta dan Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1945. Seorang tokoh pemuda, yaitu Wikana mendesak Soekarno untuk segera melaksanakan proklamasi tanpa melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI. Tidak menemui hasil, dalam rapat pemuda diputuskan untuk mengambil Soekarno dan Hatta dari rumahnya masing-masing untuk dibawa ke Rengasdengklok. Tanggal 15 Agustus 1945 adalah bagian dari kronik sejarah jelang dilaksanakannya prokalamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno, Hatta dan Subardjo Kunjungan ke Rumah Laksamana Tadeshi Maeda Bersama dengan Mohammad Hatta dan Subardjo, Soekarno mengunjungi kantor Gunseikanbu di Jawa yang beralamat di Gedung Battafsche Petroleum Maatschappij sekarang Gedung Pertamina Pusat, Jl. Perwira. Sesampainya di tempat, ternyata Gunseikan tidak ada di tempat. Mereka bertiga kemudian pergi kantor Laksamana Tadeshi Maeda. Saat bertemu dengan Maeda, Soekarno memberitahu perihal berita kekalahan Jepang. Disini Maeda tidak segera merespon. Ia diam sebentar kemudian menerangkan bahwa dirinya belum menerima pemberitahuan resmi dari Tokyo. Menurut Maeda, kabar berita tersebut tidak benar. Pada saat bersamaan, Jepang juga sedang bergejolak. Pengumuman yang harusnya berlangsung tanpa halangan ini berlangsung tegang. Sekitar tentara yang dipimpin Mayor Kenji Hatanaka menyerbu masuk ke Istana Kaisar dengan tujuan mencari rekaman pengumuman dari Sang Kaisar dan mencegahnya ditransmisikan pada rakyat. Serangan ini berhasil ditangkal tentara yang setia pada Kaisar Hirohito. Pengumuman menyerah ditunda sehari kemudian, tanggal 15 Agustus, Jepang resmi menyerah pada Sekutu. Siang harinya, Hatanaka yang paling anti-menyerah, mencabut pistol dan menembak kepalanya sendiri. Di tempat lain pada tanggal 15 Agustus 1945, terjadi pertemuan oleh sejumlah pemuda dan mahasiswa. Bertempat di asrama mahasiswa kedokteran, Jalan Prapatan 10, sejumlah pemuda dan mahasiswa berkumpul dan membicarakan kemungkinan dilaksanakannya proklamasi. Mereka yakin bahwa Jepang sudah menyerah dan Sekutu telah memberi ultimatum kepada Jepang untuk melakukan serah terima kekuasaan yang dilakukan sebelum tanggal 15 Agustus 1945. Dalam rapat ini, para pemuda dan mahasiswa kembali menegaskan keputusan sehari sebelumnya bahwa proklamasi harus dilakukan sedini mungkin dan melalui Soekarno dan Mohammad Hatta tanpa campur tangan sama sekali dari pihak Jepang. Pergerakan Pemuda Rapat di Jl. Pegangsaan Timur No. 17 Sore harinya, masih di tanggal 15 Agustus 1945, sesuai rencana kemarin malam 14 Agustus 1945, para pemuda dan mahasiswa berkumpul kembali di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi, di Jalan Pegangsaan Timur No. 17 sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Di ruangan ini tercatat para pemuda dan mahasiswa yang hadir di antaranya Djohar Nur, Soebadio Sostrosatomo, Margono, Wikana, Chaerul Saleh, Bonar SK, AB Loebis, Darwis Karimoeddin, Syarif Thayeb, Erie Soedewo, Chandra Alif. Wahidin, Soebianto, dan Nasrun Iskandar. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh tersebut membahas tuntutan dan usulan yang akan dikemukakan kepada Soekarno dan Mohammad Hatta, agar agenda proklamasi segera dilaksanakan tanpa terkait dengan Jepang. Para pemuda ini merasa perlu untuk mendesak Soekarno. Hal ini dilatarbelakangi laporan Sutan Syahrir saat melakukan pertemuan dengan Soekarno dan Hatta pada hari sebelumnya 14 Agustus 1945, keduanya enggan melaksanakan proklamasi karena menganggap kekuatan Jepang masih terlalu kuat dan rakyat yang akan menjadi korban bila memaksakan proklamasi dilaksanakan. Para pemuda melihat jika tidak segera dilaksanakan, maka Jepang yang menyerah tanpa syarat akan mengalihkan kekuasaannya kepada tentara Sekutu. Mereka sepakat mendesak Soekarno, karena Soekarno baru akan memutuskan agenda proklamasi setelah disampaikan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI yang akan diselenggarakan besok pada 16 Agustus 1945. Kunjungan Wikana & Darwis di Kediaman Soekarno Rapat pemuda dan mahasiswa di Jl. Pegangsaan Timur No. 17 telah selesai. Selanjutnya, para pemuda dan mahasiswa ini membawa hasil rapat ke kediaman Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Pemuda yang membawa hasil rapat ini adalah Wikana, Darwis, Soeroto, Koento, dan Soebadio. Pertemuan dengan Soekarno tidak membawa hasil. Gagal memaksa Seoekano untuk segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa melalui campur tangan PPKI. Wikana sempat mengancam Soekarno akan terjadi pertumpahan darah apabila tidak segera dilaksanakan proklamasi. Tapi Soekarno bersikeras untuk melapor lebih dahulu kepada PPKI karena merasa memiliki tanggung jawab sebagai ketua. Keputusan Rapat Pemuda di Asrama Cikini 71 Pada tengah malam, para pemuda dan mahasiswa kembali berkumpul di salah satu Asrama Cikini 71. Pertemuan mereka ini untuk membahas mengenai hasil pertemuan para pemuda dan mahasiswa sepulang dari kediaman Soekarno. Dilaporkan oleh Wikana di rapat, bahwa dirinya mengancam akan terjadi pertumpahan darah, apabila Soekarno tidak melaksanakan tuntutan para pemuda untuk melaksanakan proklamasi besok yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Wikana bercerita bahwa Soekarno mengatakan, “Inilah leherku. Saudara boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepaskan tanggung jawab saya sebagai Ketua PPKI. Karena itu saya akan tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok.” Rapat para pemuda dan mahasiswa memutuskan untuk mengambil Soekarno dan Hatta dari rumahnya masing-masing. Seperti diusulkan oleh Djohar Nur, “Segera bertindak, Bung Hatta dan Bung Karno harus kita angkat dari rumah masing-masing” Chaerul Saleh juga menegaskan bahwa pengambilan Bung Karno dan Bung Hatta agar dapat terwujudnya proklamasi tanggal 16 Agustus 1945. Chaerul Saleh menekankan, “Bung Karno dan Bung Hatta kita angkat saja. Malam ini juga selamatkan mereka dari tangan Jepang dan laksanakan Proklamasi tanggal 16 Agustus 1945.” Pelaksanaan tugas diserahkan kepada dr. Soetjipto dari organisasi “Peta Jaga Monyet” dan Sukarni. Kemudian, dipilihlah daerah Rengasdengklok tempat tujuan di sana ada Surjoputro, seorang Daidanco yang membantu perjuangan kemerdekaan. Selain itu, juga terdapat Soebono, Soejono Hadipranoto, dan Umar Bachsan, para pimpinan daerah dan asisten wedana di Rengasdengklok. Rapat selesai, dini hari pada tanggal 16 Agustus 1945, dengan di bawah pengawalan dari Sodanco, bernama Singgih, para pemuda menjemput Soekarno dan Hatta di rumahnya masing-masing dan dibawa ke Rengasdengklok. Dalam Rapat tersebut menghasilkan keputusan Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar melepaskan ikatannya dengan Jepang dan harus bermusyawarah dengan pemuda. Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar dengan atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam itu juga atau paling lambat 16 Agustus 1945. Di Rengasdengklok Teks Proklamasi milik Syahrir dikumandangkan Soekarno Sayangnya Teks Proklamasi versi Syahrir hilang dan tidak ditemukan sampai saat ini. Menurut rumor, saksi sejarah teks itu hanya berisi kami bangsa indonesia tidak mau menjadi alat investasi negara satu dan negara lain. Pindah ke Cirebon Begitu Jepang kalah perang, Sjahrir ingin kemerdekaan Indonesia dikumandangkan secepatnya. Proklamasi Cirebon dibacakan lebih cepat. TUGU berwarna putih dengan ujung lancip menyerupai pensil itu berdiri tegak di tengah jalan di dekat alun-alun Kejaksan, Cirebon. Tugu yang sama, dengan tinggi sekitar tiga meter, menancap di halaman Kepolisian Sektor Waled di kota yang sama. Tak banyak warga Cirebon tahu dua tugu tersebut merupakan saksi sejarah. Di tugu itu, pada 15 Agustus 1945, dokter Soedarsono membacakan teks proklamasi. ”Hanya para sesepuh yang mengingat itu sebagai tugu peringatan proklamasi 15 Agustus,” tutur Mondy Sukerman, salah satu warga Cirebon yang aktif dalam Badan Pekerja Pengaktifan Kembali Partai Sosialis Indonesia. Kakek Mondy, Sukanda, aktivis Partai Sosialis Indonesia, hadir saat proklamasi ini dibacakan di kota udang itu. Saat Soedarsono membacakan Teks Proklamasi, sekitar 150 orang memenuhi alun-alun Kejaksan. Sebagian besar anggota Partai Nasional Indonesia Pendidikan. Cirebon memang merupakan salah satu basis PNI Pendidikan. Soedarsono sendiri tokoh gerakan bawah tanah pimpinan Sjahrir di Cirebon. Setelah siaran radio BBC pada 14 Agustus 1945 mewartakan kekalahan Jepang oleh Sekutu, Sjahrir berambisi menyiarkan kemerdekaan Tanah Air secepatnya. Sjahrir menunggu Bung Karno dan Bung Hatta untuk menandatangani Teks Proklamasi sebelum 15 Agustus 1945. Sjahrir khawatir proklamasi yang muncul selewat tanggal itu dianggap bagian dari diskusi pertemuan antara Soekarno, Hatta, dan Marsekal Terauchi di Saigon. Ternyata harapannya tidak tercapai. Ada dua versi asal-usul penyusunan teks proklamasi versi Cirebon. Menurut Maroeto Nitimihardjo, lewat kesaksian anaknya, Hadidjojo Nitimihardjo, Soedarsono tak pernah menerima Teks Proklamasi yang disusun Sjahrir. Maroeto salah satu pendiri PNI Pendidikan. Informasi diperoleh Maroeto ketika bertemu dengan Soedarsono di Desa Parapatan, sebelah barat Palimanan, saat mengungsikan keluarganya selang satu hari sebelum teks dibacakan di Cirebon. Soedarsono mengira Maroeto membawakan teks proklamasi dari Sjahrir. ”Saya sudah bersepeda 60 kilometer hanya untuk mendengar, Sjahrir tidak berbuat apa-apa. Katakan kepada Sjahrir, saya akan membuat proklamasi di Cirebon,” ungkap Hadidjojo dalam buku Ayahku Maroeto Nitimihardjo “Mengungkap Rahasia Gerakan Kemerdekaan”. Sayang, jejak teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono tak berbekas. Tak ada yang memiliki dokumennya. Kisah berseberangan diungkap Des Alwi, anak angkat Sjahrir. Menurut Des, Teks Proklamasi yang dibacakan Soedarsono adalah hasil karya Sjahrir dan aktivis gerakan bawah tanah lainnya. Penyusunan Teks Proklamasi ini, antara lain, melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dikerjakan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus. Asrama Prapatan kala itu sering dijadikan tempat nongkrong para anggota gerakan bawah tanah. Des hanya mengingat sebaris teks proklamasi versi kelompok gerakan bawah tanah ”Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah dengan siapa pun juga.” Dalam buku Rudolf Mrazek berjudul Sjahrir, Sjahrir mengatakan Teks Proklamasinya diketik sepanjang 300 kata. Teks itu bukan berarti anti-Jepang atau anti-Belanda. ”Pada dasarnya menggambarkan penderitaan rakyat di bawah pemerintahan Jepang dan rakyat Indonesia tidak mau diserahkan ke tangan pemerintahan kolonial lain,” kata Sjahrir seperti ditulis dalam buku Mrazek. Sjahrir pun mengatakan kehilangan Teks Proklamasi yang disimpannya. Selain mempersiapkan proklamasi, Sjahrir dengan semangat tinggi mengerahkan massa menyebarkan ”virus” proklamasi. Stasiun Gambir dijadikan arena untuk berdemonstrasi. Stasiun radio dan kantor Polisi Militer pun sempat akan diduduki. Kala itu, Des dan sekelompok mahasiswa bergerak hendak membajak stasiun radio Hoosoo Kyoku di Gambir agar Teks Proklamasi tersebar. Usaha tersebut gagal karena Kenpeitai menjaga rapat stasiun radio tersebut. Namun, simpul-simpul gerakan bawah tanah terus bergerak cepat, menderu-deru dari satu kota ke kota lain, menyampaikan pesan Sjahrir. Dan keinginan Sjahrir agar Proklamasi Indonesia segera didengungkan itu pun sampai di Cirebon. Diolah dari berbagai sumber.

apa yang dilakukan pemuda setelah mendengar berita kekalahan jepang